26 Juli 2008, adalah hari
dimana saya menginjak usia 16 tahun. Tak ada yang spesial awalnya, namun
berubah seketika saat berlangsung pelajaran seni tari di aula sekolah.
Tiba-tiba datanglah Pak Anggoro, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, Beliau memberikan
surat dari Dinas Pendidikan Kab. Purbalingga yang isinya bahwa saya mendapat
undangan untuk datang ke kantor dinas pendidikan dalam rangka technical meeting
latihan paskibraka kabupaten Purbalingga. Tentu saja saya membacanya dengan rasa
tidak percaya. Selagi mendengar penjelasan dari Pak Anggoro, Saya tak bisa
berhenti berpikir, perasaan begitu campur aduk waktu itu, senang,
terharu, bangga, dan bingung. Bu irna, guru seni tari, yang mengetahui kegelisahan
saya, mungkin terlihat dari ekspresi wajah saya yang seketika itu berubah, terus
memberikan semangat dan keyakinan bahwa saya mampu mengemban tugas dan amanat
yang diberikan untuk menjadi bagian dari pasukan pengibar bendera pusaka
kabupaten Purbalingga. “Terimaksih ibu….” *terharu.
Saat itu juga saya
langsung menghampiri
Alex dan teman-teman lain yang akan berangkat menuju
kantor dinas pendidikan. Mereka belum mengetahui tentang surat dinas itu. Saya
memberitahu kalau saya juga diundang untuk mengikuti technical meeting, namun terlihat
dari raut wajah mereka akan rasa tidak percaya, karna seperti yang mereka tau,
saya tidak lolos seleksi waktu itu, sampai akhirnya saya perlihatkan surat itu,
mereka terkejut dan menyambut bahagia atas bergabungnya saya.
Sesampainya di aula
kantor dinas pendidikan, disana kami diberi pengarahan tentang jadwal dan
peraturan apa saja selama latihan untuk beberapa minggu ke depan. Masih tidak
percaya akan surat pemanggilan saya untuk bergabung dalam pasukan pengibar
bendera pusaka kabupaten, Saya sempat meminta kejelasan dari panitia. Dan
penjelasan atas masuknya saya adalah salah satu dari 20 anggota paskibraka yang
sudah terpilih, ada yang lolos ketingkat Provinsi, jadi saya menggantikan
peserta tersebut. Namun tetap saja masih menjadi pertanyaan, kenapa saya yang
beruntung mendapat kesempatan itu? Alhamdulillah…
Kemudian ditengah-tengah technical meeting, Pak win, salah satu pelatih paskibraka, tiba-tiba menginspeksi saya dengan mengada-ngada kebandelan saya di sekolah. Saya di bentak-bentak oleh lelaki berkumis tebal itu dihadapan teman-teman paskikab dari SMA lain yang belum saya kenal. Padahal kenyataannya adalah saya termasuk anak baik- baik di sekolah, hehe. Tentu saja betapa bingungnya saya kenapa tiba-tiba diinspeksi seperti itu. Dan ternyata semua itu adalah sandiwara para pelatih untuk memberikan kejutan di hari ulangtahun saya. Subhanalloh… J
Kemudian ditengah-tengah technical meeting, Pak win, salah satu pelatih paskibraka, tiba-tiba menginspeksi saya dengan mengada-ngada kebandelan saya di sekolah. Saya di bentak-bentak oleh lelaki berkumis tebal itu dihadapan teman-teman paskikab dari SMA lain yang belum saya kenal. Padahal kenyataannya adalah saya termasuk anak baik- baik di sekolah, hehe. Tentu saja betapa bingungnya saya kenapa tiba-tiba diinspeksi seperti itu. Dan ternyata semua itu adalah sandiwara para pelatih untuk memberikan kejutan di hari ulangtahun saya. Subhanalloh… J
28 Juli 2008. adalah latihan paskibraka untuk pertamakalinya. Setiap hari kami berlatih terkecuali
hari minggu. Latihan bertempat di Mahesajenar. Hari demi hari keakrakaban mulai
erat. Kurang lebih seminggu sebelum hari-H, lokasi latihan bertempat di
alun-alun Purbalingga dimana upacara HUT RI akan dilaksanakan. Latihan mulai
intensif, ada dua sesi latihan dalam satu hari, dari pagi sampai siang kemudian
dilanjut di sore hari. Latihan di alun-alun juga diikuti oleh angota polisi,
mereka menjadi pasukan 45. Sikap humoris dan bersahabat mereka, juga membuat
latihan menjadi lebih menyenangkan. Sebelum latihan dimulai, selalu diawali
dengan pemanasan, terdiri dari berdiri dengan sikap siap dibawah terik matahari
selama beberapa menit, yang berat dari sesi ini adalah bukan panasnya terik
matahari tapi menghadapi keisengan kakak kakak polisi yang sengaja membuat
candaan di depan kami yang sedang berbaris, tentu saja menahan ketawa adalah
hal yang sangat susah. Hahaha. Kemudian dilanjutkan lari-lari keliling
alun-alun dengan bernyanyi lagu lagu penyemangat, seperti kawah candradimuka,
setelah lari kemudian senam yang dipimpin kawan sendiri, bergilir setiap
harinya. Setelah sesi Pemanasan selesai kemudian mulai latihan inti, seperti
baris berbaris dan pengibaran bendera merah putih. Entah kenapa tidak terasa
lelah, mungkin karena suasana latihan yang menyenangkan. Kangen moment moment itu...
![]() | |
Saat istirahat latihan |
Saya
sempat terpilih menjadi salah satu anggota pasukan inti, yaitu pasukan 8. Adalah
pasukan yang bertugas mengibarkan bendera. Ketika itu saya terpilih sebagai
pengerek bendera. Bangga namun juga ada tanggung jawab yang begitu besar.
Karena menurut saya, pasukan 8 adalah salah satu yang sangat menentukan
kesuksesan pengibaran bendera. Setelah beberapa kali latihan, ternyata kami tidak
cukup memiliki kemampuan yang bagus (saya akui), sehingga dibentuk lagi pasukan
8 yang baru. Alex adalah salah satunya pasukan 8 yang baru itu. Jadi saya
kembali ke pasukan 17. Ya kecewa tentu saja ada, tapi rasanya beban dan
tanggung jawab yang sangat besar seketika hilang. Tapi meski tidak menjadi
anggota pasukan 8, saya masih dipercaya untuk menjadi penjuru pasukan 17, menurut
saya posisi penjuru penting juga lho. hehe. Karena penjuru menjadi patokan tempo
dan langkah yang lain. hehehe, *narsis dikit.
15 Agustus 2008. Kami dikarantina di sebuah
penginapan yang tidak jauh dari alun-alun Purbalingga, maksudnya adalah agar
keadaan kami terpantau dengan baik dan agar semakin akrab dan kompak.
Saat malam hari, kami gunakan waktu untuk berkumpul. |
16 Agustus 2008. Diadakan pengukuhan di Pendopo Kabupaten Purbalingga. Pukul 19.00 WIB kami
berjalan dengan tegap dari penginapan menuju Pendopo dengan memakai baju
Keagungan Paskibra. Semua mata tertuju pada kami. Hahaha. Bangga. Di pendopo
kami melaksanakan upacara pengukuhan, hadir juga orang tua kami. Kemudian tiba
saatnya pemasangan kendhit oleh orang tua kami sebagai tanda telah
dikukuhkannya kami sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kabupaten
Purbalingga tahun 2008. Sekali lagi, Saya sangat bangga!!!.
Seusai pengukuhan di pendopo. dari kiri : pawit, rezki, bang arief, ganis, dan saya. |
17 Agustus 2008. Adalah hari yang paling dinantikan. Puncak acara, ya kami berlatih dengan gemblengan pelatih selama ini tidak lain tidak bukan adalah dipersiapkan untuk Upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. Kemudian kami kembali ke penginapan. Istirahat. Sore harinya kami bersiap lagi untuk Upaca penurunan bendera (obade). Setelah suluruh tugas selesai dilaksanakan, rasanya begitu lega.
Menyempatkan diri berfoto sebelum upacara di halaman penginapan bersama Bang Arief |
![]() |
Pasukan 17, detik-detik sebelum pengibaran. |
![]() |
Pasukan 8. Sebagai pembawa nampan bendera pusaka adan duplikat adalah Ganish dan rezki. |
![]() |
Usai Pengibaran, menyempatkan diri di halaman Pendopo. |
Masih banyak kegiatan yang kami ikuti selama bertugas menjadi paskibraka Kabupaten Purbalingga, antara lain :
20 Agustus 2008. Kami bertugas kembali untuk karnaval perayan HUT RI. Paukan Paskibraka Kabupaten Purbalingga berada di paling depan barisan karnaval.
Saat melintasi panggung penghormatan. |
Seusai karnaval, berfoto-foto di depan pemadam kebakaran. |
22 Agustus 2008. KIRAB OBOR NUSANTARA. Walaupun saya tidak berkesempatan memegang obornya tapi saya memegang Bendera merah putih. Tetap bangga. hehehe. INDONESIA BISA!!!. lokasi : perbatasan banjar-purbalingga. Dan berakhir di akper-blater, yang kemudian obor itu dilanjutkan oleh Paskibraka Kabupaten Banyumas.
30 Agustus 2008. Saya mendapat kepercayaan sebagai pasukan pengibar bendera pada upacara Hari Pramuka di Alun-alun Purbalingga. Saya sebagai pembawa bendera, dan Alex sebagai pengerek bendera, dan sebagai perentang bendera saya lupa siapa. hahaha.
Oktober 2008, saya kurang tau pasti tanggalnya. Saya mendapat tugas mengibarkan bendera merah putih dalam Upacara memperingati hari Sumpah Pemuda. Saya bertugas dengan Alex sebagai pengerek bendera, Rezki sebagai pembawa bendera, dan saya sebagai perentang bendera. Sedangkan teman-teman Paskibraka yang lain bertugas untuk mengenakan pakain daerah di seluruh Nusantara.
Saat latihan. |
Saya dan Rezki seusai bertugas di pendopo. |
Pengalaman yang luar biasa dalam hidup saya. Saya memperoleh banyak pengalaman, ilmu, sahabat dengan menjadi bagian dari Paskibraka Kabupaten Purbalingga tahun 2008. Terimakasih Pak win, Pak Arief, dan bapak-bapak pelatih yang lain.. Terimakasih juga sahabat-sahabat saya di Paskikab 2008 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. "an unforgettable memories"